Let's Explore Pahawang Island And Its Surroundings

Semenjak di Bengkulu dan anak lanang sulung memutuskan untuk mondok, kami jarang banget liburan ke luar kota lagi, kalau mudik ke Palembang lumayan sering 😁. So, ketika januari 2022 kemarin si sulung libur sekolah, kami langsung planning buat liburan ke pulau Pahawang, Lampung. Sebelum ke Lampung, kami mudik ke Palembang dulu, karena cucu pertama ini udah lama nggak ketemu enjid jiddahnya, sekalian kami nengok rumah kedua kami yang sedang dalam proses pembangunan.

Rute perjalanan liburan kami kali ini, Bengkulu-Palembang, Palembang-Lampung, Lampung-Bengkulu.

Jum'at, 31 Desember 2021
Perjalanan Bengkulu-Palembang

Hari ini kami akan menjemput anak lanang sulung di pondok Ihya'ul Qur'an, Bengkulu Tengah. Jadwal penjemputan tanggal 31 Desember 2022 mulai jam 09,00 pagi, namun karena kami akan berada di luar kota untuk beberapa hari, kami membereskan rumah yang akan di tinggal serta barang-barang yang akan dibawa untuk liburan. Jadi, kami baru berangkat menjemput anak lanang jam 11.00, mengurus berbagai macam proses kepulangan lumayan memakan waktu lama, kami pun baru bertolak meninggalkan Bengkulu menjelang sore.

Sore hari, kami sudah masuk wilayah perbatasan provinsi Bengkulu dan provinsi Sumatra Selatan, namun jarak ke kota Palembang masih terbilang jauh. Jalanan di wilayah ini banyak tanjakan, turunan dan jalanan berlobang, yang lobangnya nggak tanggung-tanggung, bisa masuk satu ban mobil. Qodarullah, ketika di tanjakan dan berkelok yang mana mobil kami kala itu di pacu lumayan kencang, kami langsung dihadapkan dengan lobang yang lumayan besar, dan ban tubles pun tak mampu menahannya, ban mobil kami langsung pecah di lokasi. Kami pun menepikan kendaraan, setelah dicek ternyata pecahnya besar sekali dan ban harus diganti dengan ban serep. Posisi mobil kami kala itu tepat di tanjakan, ketika pak suami mulai mengeluarkan alat-alat untuk mengganti ban, gerimis mulai menyapa, agak-agak spooky ya, kalau kalian orang Sumatra pasti paham banget jalan antar provinsi di pulau Sumatra itu didominasi hutan dan perkebunan, jujur yang saya khawatirkan kala itu adalah perampokan bukan hal-hal mistis, saya pun memutuskan untuk melepas perhiasan yang saya pakai dan menyimpannya di tempat yang aman, menghindari hal-hal buruk yang tidak di inginkan. Proses pencoptan ban pun di mulai, di karenakan posisi mobil kami di tanjakan dan tanah tempat kami menepi basah, dongkrak kami selalu terguling ketika sudah akan mencapai posisi yang tinggi. Setelah kami mencoba beberapa kali dan terus gagal, prak.. ada bagian yang terpental, ternyata bagian dari kunci pembuka baut ban yang kami pakai patah. Selama proses penggantian ban saya tidak bisa membantu banyak, hanya memayungi pak suami dan mengambilkan alat yang dia butuhkan.


Hari pun sudah semakin sore dan kami belum berhasil melepas ban mobil, tenaga pak suami sudah terkuras karena terus mengusahakan melepas ban dengan alat yang sudah patah. Pedesaan tampaknya masih lumayan jauh, saya beberapa kali melihat angkutan pedesaan lewat, saya izin suami akan menyetop angkutan jika nanti ada yang lewat untuk meminjam dongkrak dan alat-alat lain, sembari terus berdo'a semoga Allah jaga kami dan Allah mudahkan. Belum sempat saya menemukan angkot yang kembali lewat, tiba-tiba sebuah mobil avanza menepi, yang saya lihat di kemudikan seorang bapak-bapak muda yang didampingi istrinya, masyaAllah yang terucap kala itu hanyalah kalimat hamdalah, setidaknya ada sedikit harapan, mudah-mudahan ini adalah pertolongan yang Allah kirimkan. Kemudian keluarlah pengemudi mobil tersebut dengan mengenakan seragam TNI. "Ada yang bisa saya bantu, pak?" tanya beliau, "disini daerah rawan, makanya saya menepi", jelas beliau. Kami menjelaskan yang kami alami kemudian beliau meminjamkan peralatan yang kami butuhkan dan ban pun selesai di ganti dalam sekejap. Setelah mengucapkan terima kasih, si bapak TNI yang ternyata tinggal tidak jauh dari lokasi melanjutkan perjalanan, kami lanjut membereskan alat-alat yang tadi di pakai dan melanjutkan perjalanan.

Berhubung hari sudah gelap dan pak supir sudah kelelahan, kami memutuskan untuk menginap di daerah Lahat, Sumatra Selatan. Keesokan harinya, kami melanjutkan perjalanan dari lahat ke Palembang setelah shalat dzuhur dan makan siang, perjalanan kali ini jauh lebih santai karena jarak tempuh Lahat-Palembang tinggal 5 jaman saja. Beberapa hari di Palembang, kami nengok progress pembangunan rumah, ketemu saudara-saudara, sekalian anak-anak mengisi liburan dengan main bersama sepupunya di Amanzi Waterpark Palembang tapi di sini kami belum bisa ketemu enjid dan jiddahnya anak-anak, karena mereka masih ngurusin kebun duku yang lagi masa panen di kampung.

Kamis, 06 Januari 2022
Perjalanan Palembang-Lampung

Kami berangkat dari rumah kakak setelah shalat subuh, dari Palembang kami tidak langsung ke Lampung tapi kami mampir dulu ke daerah Ogan Komering Ilir (OKI) untuk ketemu enjid dan jiddahnya anak-anak. Saat masa panen seperti ini, kampung enjid dan jiddah jadi rame, banyak pemborong-pemborong duku dari berbagai daerah datang ke sini. Kami yang hanya mampir beberapa jam, sempat menyantab durian dan makan duku tentunya. Sebelumnya, kami sudah menerima kiriman 3 box duku dari enjid dan jiddah, yang sudah habis kami bagikan ke teman-teman di Bengkulu dan sebagian kami kirim ke enjid dan jiddahnya anak-anak yang di Bandung.

Sekitar pukul 10.00 WIB, kami pamit ke enjid dan jiddah untuk melanjutkan perjalanan, sebelum ke Lampung kami mampir makan terlebih dahulu di rumah makan langganan orang tua yang tidak jauh dari kampung, agar perjalanan kami tenang, dan tidak perlu mampir untuk makan lagi sampai nanti di Lampung.  Alhamdulillah mudik ke Palembang kali ini tuntas, bisa ketemu saudara-saudara, mengisi liburan dan juga ketemu orangtua. 

Semenjak ada tol, jarak tempuh Palembang-Lampung tidak terlalu lama seperti sebelumnya, kami sampai Lampung menjelang maghrib dan langsung istirahat di salah satu hotel di Bandar Lampung, menyiapkan tenaga untuk explore pulau Pahawang keesokan harinya.

Friday, 07 January 2022
It's the day.. let's explore Pahawang Island and its surroundings..

Setelah sarapan di hotel, kami berangkat menuju ke Dermaga Ketapang yang berada di wilayah kabupaten Pesawaran. Di sini kami sudah menyewa 1 kapal untuk kami sekeluarga, kendaraan wisatawan yang akan menyebrang semua di parkir di sini. Dari Dermaga ini kami akan menepuh jarah 45 menit dengan kapal ke spot snorkeling pertama kami di Pahawang. Sampai di lokasi, kami sangat excited karena kurang lebih dah setahun kami nggak menikmati keindahan bawah laut, sebelumnya ketika di Sulawesi Tengah dulu, kami biasa snorkeling setiap 2 minggu.

Sebelum nyemplung foto keluarga dulu 😁

And this is it, our first snorkeling spot..

Ini yang paling jago di antara kami berlima nahan nafas di dalam air, dulu dia latihan renangnya diteluk Palu Sulawesi. 

Emak as always bagian momong dulu, nemenin little boy liat ikan-ikan dari permukaan




Gantian emak yang menikamati view underwaternya, little boy dijagain kakak fa dan mba Ais

Setelah puas snorkeling kami makan siang di Pulau Pahawang Besar. Jika berwisata ke sini tidak perlu khawatir kelaparan di tengah laut, di beberapa tempat spot snorkeling pun ada yang jual makanan, walaupun hanya mie, kopi, roti dan bakwan.


Tempat makannya lumayan proper lho, masakannya juga enak.

Setelah makan siang, kami lanjut ke spot snorkeling kedua, Taman Nemo. Disini kita bisa menikmati berenang langsung dengan nemo dan teman-temannya. Biasanya di sini, kita ditawarkan roti untuk di kasih ke ikan sembari kita snorkeling, dan ikan-ikan itu akan berkumpul makan roti di sekitar kita, and that really worked buat foto, hasilnya jauh lebih bagus, kita snorkeling dengan di kelilingi ikan-ikan.



View pulau-pulau di Belakang cantik banget






Setelah puas dan kelelahan, spot selanjutnya Pulau Pahawang Kecil dan Kelagian. Pulau dengan pantai berpasir putih yang mempesona, mengingatkan kami akan pantai-pantai di Sulawesi Tengah yang juga indah dengan pasir putih dan pesona bawah lautnya. Di pulau ini, anak-anak hanya berenang, main pasir dan kejar-kejaran, saya dan pak suami hanya butuh duduk santai di dalam air sembari mengawasi mereka.



"Dek, balik yuk dek, lama-lama di sini habis duit abang, dek" 😂



Hari pun sudah sore, kami kembali ke Dermaga untuk mandi dan berganti pakaian, menjelang maghrib kami pulang ke hotel dengan oleh-oleh kulit yang gosong karena tersengat matahari seharian. 
Malam harinya, kami masih menyempatkan diri untuk berkeliling kota Bandar Lampung dan berwisata kuliner, pastinya.

Sabtu, 07 Januari 2022
Perjalanan Lampung-Bengkulu

Menjelang siang, kami putuskan untuk meninggalkan kota Bandar Lampung dan melanjutkan perjalanan ke provinsi Bengkulu, tempat di mana kami berdomisili untuk saat ini. Perjalanan yang menurut google maps membutuhkan waktu kurang lebih 12 jaman, tentu akan lebih dari itu untuk kami yang membawa anak kecil. 
Benar saja, istirahat shalat dan makan siang aja kami butuh waktu nyaris 2 jam. Alhamdulillah makan dan shalatnya santai dan proper. 
Masuk waktu shalat maghrib, kami sudah sampai daerah Kaur Provinsi Bengkulu, namun masih cukup jauh untuk sampai ke kota Bengkulu. Sampai kab Seluma kami putuskan untuk mencari makanan untuk makan malam, tapi kami tidak menemukan restoran dan akhirnya hanya menyantap mie ayam, pak suami pun sempat tidur sejenak untuk menghilangkan kantuk. Dan menjelang tengah malam kami pun sampai di kota Bengkulu, kami mampir ke McD yang 24jam dulu, membeli makanan untuk anak-anak, karena sampai di rumah mereka pasti bangun dan mencari makanan. Alhamdulillaah sampai rumah dengan selamat dan dengan pikiran yang jauh lebih fresh, pastinya 😍.

Comments

Popular posts from this blog

His Journey Is On Another Level

Prosedur Sekolah Di Ma'had Al Azhar Kairo

Pengalaman hari pertama sekolah kakak Aufa di Edinburgh, United Kingdom