Buka Serta Sahur Bersama Keluarga Islam Indonesia di Edinburgh

Tradisi bukbar (buka bareng) atau bukber (buka bersama) adalah tradisi kumpul-kumpul khas ala Indonesia di bulan ramadhan yang biasa di ramaikan anak-anak muda, keluarga, atau pun kolega kantor ketika berbuka, biasa juga di manfaatkan sebagai ajang reuni teman sekolah, kantor, maupun keluarga. Layaknya masyarakat di Indonesia, kami di sini sebagai warga Indonesia di perantauan pun tak lengkap rasanya Ramadhan tanpa buka bersama keluarga Indonesia di sini.

Acara buka bersama yang di gelar menjelang akhir Ramadhan kemarin sedikit berbeda dengan buka bersama di Indonesia, jika di Indonesia kita cukup patungan dan book resto, kemudian di hari H tinggal hadir menikmati makanan, lain halnya dengan buka bersama ala kami keluarga Indonesia di Edinburgh, sedikit unik dan lumayan menghemat kocek mahasiswa, di mulai dengan menlist potluck makanan yang akan di bawa agar tidak ada menu yang sama, kemudian book common room di salah satu akomodasi kampus Edinburgh, dan buka bersama pun terlaksana dengan meriah, kebahagiaan ketika kumpul dengan keluarga Indonesia adalah menikmati makanan khas Indonesia yang sulit di temui di sini karena tidak ada resto khusus yang menjual makanan Indonesia, makanan Indonesia hanya terdapat di dapur sendiri, hihi.


Dan uniknya lagi, karena durasi puasa yang cukup lama sekitar 19 jam 30 menit, dan menyisakan waktu 4,5 jam saja untuk berbuka sampai sahur kembali, menjadikan moment berbuka ini sekaligus moment sahur bersama.

Kebersamaan itu indah, ketika nun jauh di negeri orang, berkumpul bersama seperti ini begitu terasa suasana kekeluargaannya. Ngobrol, becanda sampai makanannya ludes. Suasana kekeluargaan ini mengingatkan saya akan bait-bait sya'ir imam syafi'i, Merantaulah.

مَا فِي المُقَامِ لِذِيْ عَقْلٍ وَذِيْ أَدَبٍ                         مِنْ رَاحَةٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب
سَافِرْ تَجِدْ عِوَضاً عَمَّنْ تُفَارِقُهُ                            وَانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ
إِنِّي رَأَيْتُ وُقُوْفَ المَاءَ يُفْسِدُهُ                             إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ
وَالأُسْدُ لَوْلَا فِرَاقُ الأَرْضِ مَا افْتَرَسَتْ                     وَالسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ القَوْسِ لَمْ يُصِبْ
وَالشَّمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الفُلْكِ دَائِمَةً                         لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنَ عَرَبِ
وَالتُرْبُ كَالتُرْبِ مُلْقًى فِي أَمَاكِنِهِ                         وَالعُوْدُ فِي أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنْ الحَطَبِ
فَإِنْ تَغَرَّبَ هَذَا عَزَّ مَطْلُبُهُ                                وَإِنْ تَغَرَّبَ ذَاكَ عَزَّ كَالذَّهَبِ
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.Tinggalkan negerimu dan hidup asing  (di negeri orang).
Merantaulah… Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.
Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa..
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran.
Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam..
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.
Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.
Sya'ir ini sering menjadi penyemangat saya ketika berada di perantauan, jauh dari keluarga dan sanak saudara. Alhamdulillah Alah selalu memberikan keluarga baru di perantauan dan insya Allah nggak akan bosan untuk terus belajar dan menjadi perantau.

Comments

Popular posts from this blog

His Journey Is On Another Level

Prosedur Sekolah Di Ma'had Al Azhar Kairo

Pengalaman hari pertama sekolah kakak Aufa di Edinburgh, United Kingdom