Bengkulu Punya Cerita

Merangkai kembali potongan puzzle cerita kami di Bengkulu.

Oktober 2020, di tengah masa pandemi covid 19, cerita perjalanan kami di kota Palu telah berakhir. Setelah 2 tahun Allah kasih kesempatan untuk menikmati kecantikan bawah lautnya pulau ini, kami pun harus bergegas mempersiapkan diri untuk penjelajahan selanjutnya ke provinsi Bengkulu. Welcome back to Sumatra Island, the Island where I was born.

Seperti biasa, SK mutasi selalu datang tiba-tiba, bak tamu  yang tak diundang. Sore itu, saya menunggu suami pulang kerja, selang beberapa menit beliau di rumah, saya meminta beliau untuk membeli Gas, dan saya pun kembali ke kamar dan membuka whastapp group ibu-ibu (para istri pegawai) instansi tempat suami saya bekerja. Pak suami yang sedang mengangkat tabung gas pink dan bersiap menaikkannya ke atas motor terkejut mendengar teriakan saya yang berlari dari kamar sembari berkata "Yank, ada SK (mutasi), ada nama baba", beliau makin kaget dan bertanya, "kemana?", "Bengkulu", jawab saya, dan kami pun mengucapkan hamdalah bersama, Alhamdulillaah finally bisa deket lagi kalau mau muudik. Salah satu kebahagiaan ketika menerima SK mutasi bagi kami para penjelajah negeri adalah ditempatkan tidak jauh dari kampung halaman orang tua.

"It's time for packing...", yang paling struggle di saat vibe kepindahan ini, pastinya para mamak-mamak pejuang. Para suami sudah jelas punya tanggungan menyelesaikan pekerjaan mereka di kantor sebelum mereka tinggal pindah ke kota tujuan selanjutnya. Semangat beli-beli kardus, ngelist plan A, B, hingga C untuk pengiriman barang-barang dan biayanya. Kami tidak membawa semua barang, barang-barang besar seperti kulkas, lemari, kasur dll, kami jual sepaket dengan motor.

Di setiap kepindahan, ada cerita suka dan duka, suka karena sebentar lagi akan bertemu keluarga besar kami di Bandung maupun di Palembang, dukanya karena sudah waktunya berpisah dengan teman-teman seperjuangan di kota Palu. Dan salah satu yang membuat kami sedih adalah belum tercapainya goals kami uuntuk menjelajahi pulau Sulawesi.

Perjalanan kami ke Bengkulu, dimulai dari penerbangan ke Jakarta, kemudian lanjut bertemu kakek dan neneknya anak-anak di Bandung, Setelah beberapa hari di Bandung, kami melanjutkan perjalanan via darat, Alhamdulillaah mobil kami yang dikirim dari Palu sudah sampai di pulau Jawa. Pagi hari di penghujung bulan oktober 2020, kami berangkat dari Bandung, dan mampir sejenak ke Jatiasih Bekasi untuk sekedar say "Bye" ke rumah kami yang sudah ditinggal selama 2 tahun, "wait for us, we'll back to Jakarta".

Alhamdulillaah, perjalanan kami dari Bandung ke Palembang berjalan lancar. Setelah beberapa hari di Palembang untuk sekedar melepas rindu dengan keluarga besar di sini, kami pun ditemani kedua orang tua dan kakak kami beserta keluarga kecilnya untuk melanjutkan perjalanan dengan tujuan terakhir, Bengkulu.  

31 oktober 2022, we start our first day in Bengkulu, kota kecil yang culture dan makanannya mirip dengan Palembang, Alhamdulillaah kalau mau makan pempek nggak perlu capek bikin lagi, tinggal beli aja, yippy...

Di kota ini, yang membuat kami bahagia adalah masih Allah kasih kesempatan untuk sering main ke pantai, di pagi maupun sore hari, baik weekdays maupun weekend kami sering sekali main ke pantai, bahkan nyaris setiap hari kami olahraga dulu sebelum beraktifitas, baik sepedaan ataupun lari pagi sembari menikmati angin laut, namun di kota ini kami nggak bisa menikmati keindahan bawah lautnya dikarenakan laut bengkulu berbatasan dengan samudra Hindia, jadi ombaknya besar, sejak awal kedatangan kami pun, kami sudah diingatkan saudara untuk tidak berenang di laut karena sudah banyak korban wisatawan yang hanyut terseret ombak.

Selama di Bengkulu sudah nggak banyak foto kebersamaan dengan si sulung karena dia sudah jadi santri disini

Semenjak kelahiran si bungsu ini, saya memutuskan untuk cuti dulu mengajar di lembaga pendidikan formal, saya mengajar tahsin di kantor maupun ibu-ibu dharma wanita tiap pekannya. Selain itu, 2 kali sepekan, saya hadir ke rumah tahfidz, menciptakan kegiatan bermanfaat untuk diri sendiri.

Selama di Bengkulu, kami lumayan intens bolak balik ke Palembang, terkadang tanpa direncanakan. Tiba-tiba sambil sarapan di long weekend, suami mengajak untuk berangkat ke Palembang. To be honest, selama menjadi istri, saya nggak pernah minta dalam urusan pulang kampung, Alhamdulillah suami yang selalu menawarkan. Selain bolak-balik Bengkulu-Palembang untuk ketemu orang tua, kami juga sekaligus mengontrol progses pembangunan rumah kedua kami di sini.

Di Bengkulu kami mengisi liburan, nggak jauh-jauh dari jelajah alam atau pulang ke Palembang, saking seringnya bolak-balik Bengkulu-Palembang, staff suami di kantor sampai sempat melontarkan, "buat pak Zaky, Bengkulu-Palembang itu sudah kayak Jakarta-Bandung", hihi.

Camping di Desa Rindu Hati, Kabupaten Bengkulu Tengah



Camping di Desa Rindu Hati ini menyenangkan, Camping Groundnya sangat dekat dengan sungai, jadi anak-anak bisa mandi pagi dan sorenya di sungai, namun tetap harus full pengawasan ya 😁. Selain itu, di tempat ini, ada dua pilihan camping, camping di ground atau bisa juga memilih glamping (glamor camping). Berhubung kami punya tenda sendiri yang kami bawa dari UK, dan selalu ikut setiap kami mutasi, jadilah kami pilih yang camping ground, cukup bayar sewa groundnya aja, sebesar 20.000 rupiah, liburan yang murah meriah bukan? 😉.

Selain di Desa Rindu Hati, lokasi camping yang yang kalah seru adalah Kampung Durian, nggak salah disebut Kampung Durian, karena banyaknya pohon durian di lokasi ini. Waktu kami camping disini karena ada acara kantor, camping gratisan ceritanya 😂. Di lokasi ini fasilitasnya lebih lengkap, selain camping area, mereka juga punya kolam renang dilengkapi dengan saung-saungnya.

Mamak blogger eksis dulu

Suasana malamnya sahdu banget

Bangun pagi langsung main air, yeay...

Sepenggal cerita perjalanan kami selama 1,5 tahun di Bengkulu telah usai sejak satu tahun lalu, tepatnya 25 Ramadhan 1443 bertepatan dengan 27 April 2022. 

Comments

Popular posts from this blog

His Journey Is On Another Level

Prosedur Sekolah Di Ma'had Al Azhar Kairo

Pengalaman hari pertama sekolah kakak Aufa di Edinburgh, United Kingdom