A Day in Glasgow Part I

Sekitar dua bulan lalu tepatnya ketika februari break, libur sekolah selama dua minggu, kami berencana mengisi liburan sehari di Glasgow, kota terbesar di skotlandia, kota industri dan salah satu kota tujuan wisata belanja juga di UK.

 Masih winter saat itu, pagi-pagi saya bersama suami nyiapin anak-anak serta bekal makanan yang sudah di masak sejak malam, sudah di pastikan pagi bakal rempong banget karena bus ke Glasgow  akan berangkat jam 06.00 pagi, otomatis jam lima subuh dah harus keluar dari rumah, jadi masak bekelnya malam, berhubung masih winter jam segitu masih terlalu pagi, jam delapan matahari baru nongol.

Karena bekal makanan dan pakaian ganti dah di siapin dari malam, pagi tinggal packing di tas dan nyiapin badan dan anak-anak aja. Ngajak anak jalan sejak pagi buta gitu, buat kami nggak terlalu sulit, anak-anak sejak di Indonesia dah biasa di bangunin subuh-subuh kalau mau perjalanan pagi.

Keluar jam 05.00, flat sepi, tetangga-tetangga masih tertidur lelap, hanya di temani cahaya lampu dan salju tipis pagi itu, dingiin iya tidak di ragukan lagi, tapi kami sudah siap dengan jaket tebal dan sarung tangan, berjalan menuju halte bus yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah. Di sini transportasi gampang, bus dah stand by sejak jam 04.00 pagi, siap untuk mengantar orang-orang yang beraktivitas di pagi buta, termasuk kami yang akan pergi menuju terminal bus antar kota. Di dalam bus menuju terminal kami menikmati salju dan kehinangan kota, belum pernah keluar sepi gitu soalnya, dan nyampe terminalnya pun cepat karena nggak berhenti di setiap halte.

Nyampe terminal bus, kami menunggu sebentar sambil ngajak anak-anak ke toilet, bus menuju Glasgow pun datang, saat itu kami benar-benar exited, itu trip pertama kami ke luar kota setelah 3 bulan menginjakkan kaki di Edinburgh, kalau suami sih dah beberapa kali trip, dah pernah ke Glasgow bahkan ke Portugal juga beberapa minggu sebelum perjalanan kami ini.

Masuk ke dalam bus, duduk, waah busnya kaya pesawat, di lengkapi dengan sabuk pengaman, kalau selimut, bantal dan tempat kaki dah biasa ada di bus-bus di Indonesia, benar-benar nyaman untuk perjalanan yang nggak begitu lama, masih lebih lama perjalanan jakarta-bandung, andai bus-bus di indonesia safety standardnya juga seperti ini ( menghayal sejenak hahaha ).

Selama perjalanan menuju Glasgow, pemandangan sepanjang jalan, hamparan tanah luas dan jalan-jalan yang tertutupi salju membuat saya tercengang, oh God.. unbelievable ini bukan mimpi kan? selama ini hanya melihat di TV pemandangan seperti ini, saya langsung mengeluarkan Hp tapi sayang moment itu tidak bisa saya abadikan karena kaca bus yang ditutupi stiker dengan motif jaring-jaring yang terlalu kecil, sediih tapi yo weslah yang penting wes marem bisa liat pemandangan itu secara langsung bukan liat di TV lagi, tapi masih berharap di Glasgow bersalju seperti ini.

Ketika sampai Glasgow tidak di sambut salju tapi gerimis, yang sudah mulai reda. Di sana kami hanya mengandalkan tiket subway, selebihnya lebih banyak jalan kaki.

George Square Glasgow






Setelah berjalan sejenak, dan menemukan tempat duduk di dekat George Square buat ngisi perut alias sarapan, kami meneruskan perjalanan, melewati pertokoan menuju stasiun subway untuk ke lokasi pertama trip hari itu, museum transportasi.

Komplek pertokoan di Glasgow, Glasgow juga terkenal salah satu tujuan wisata belanja tapi tidak untuk kita saat itu hihi

Masih pagi belum ada toko yang buka jadi numpang eksis aja




Sehari di Glasgow banyak banget ngelewatin jembatan dan ini salah satunya tapi nggak tau nama jembatannya hahaha
Ini di dalam subway (kereta bawah tanah)
Si kakak yang pengen banget naik subway terpanah, emaknya malah narsis haha
Subwaynya masih kosong

Jam 00.34, ssst.. dah malem cerita di museum transportasinya kita lanjut di bagian II ya, mau nemenin big boss dulu, kasian projeknya belum selesai-selesai, bye.. bye..




Comments

Popular posts from this blog

His Journey Is On Another Level

Prosedur Sekolah Di Ma'had Al Azhar Kairo

Pengalaman hari pertama sekolah kakak Aufa di Edinburgh, United Kingdom