Kecipratan Oleh-oleh dari Korea

Minggu lalu si bapak tugas ke Korea for about a week, some of my friends asked me some questions, "Didn't Zai cry when his daddy left him to work somewhere?" or "why didn't you join your husband's trip?" or any other questions, long explanation to anwer these questions but the short one is better 😄. Ala bisa karena biasa, hampir setiap minggu babanya Zai memang dinas, mostly dalam kota (around Jabodetabek), kalau luar kota saat ini jarang. Ketemu dibilang jarang banget nggak juga, seringnya dinas dalam kotanya di hari-hari menjelang weekend, biasanya mamak driver yang diminta untuk membawa anaknya nyamperin si bapak. Buat Zai, yang penting dia tau babanya pulangnya di hari apa, that's it. Zai daddy's boy banget, kakak-kakaknya juga begitu, kalau babanya belum pulang di jam biasa beliau dah di rumah, siap-siap hp babanya akan dibanjiri voice note, kok belum pulang?, udah dimana? dll, menggantikan tugas emaknya 😆. Kalau perkara kenapa nggak ikut ke Korea, karena mamak punya amanah yang harus ditunaikan juga, baik di sekolah ataupun di Kampus. Beberapa waktu lalu ketika si bapak ke Autralia for about two weeks, kita juga nggak ikut kok. Kalau yang long term, kayak ke UK selama 2 tahun, atau ke beberapa provinsi, kami juga selalu ikut, Pontianak, Jogja, Jakarta, Palembang, Edinburgh, Palu, Bengkulu sampai saat ini kembali ke jakarta lagi, Alhamdulillah kami selalu ikut.

Jangan salfok sama bocah di belakangg ya 😀

He said it wa about -7 degrees 

Dari Indonesia panas sampai di Seoul suhunya minus, bibirnya si bapk sampai pecah-pecah, katanya. Padahal dulu tinggal di Edinbrugh minus delapan, kami masih santai camping di backyard semalaman, bedanya kala itu tubuh kita dah terbiasa dengan suhunya, kalau kemarin badan si bapak kaget dengan perubahan suhunya.

Anyway, si bapak ini tipikal suami kalau tugas ke luar kota ataupun ke luar negeri bawain oleh-oleh buat keluarganya bejibun, padahal mamak-mamak mah butuh cashnya aja, hehe. Ketika di Korea sampai beberapa kali video call buat nanyain mau dibeliin apa? Nanyain ukuran sepatu anaknya, nawarin skin care, dll. Zai sampai komen "baba kenapa sih telpon-telpon terus?", saking babanya di setiap malam bisa telpon 2 sampai 3 kali. Padahal si bapak pengen nyenengin keluarganya aja intinya, walaupun mamak bilang nggak usah, tetep aja telpon tiap selesai kerja dan nanyain mau dibeliin apa?. 

Ketika beliau balik ke Indo sabtu kemaren, jeng.. jeng.. sekoper isinya mostly oleh-oleh, kalau perkara belanja, si bapak nggak perlu ditanya, do'i jago, ex pemburu market day dan penjelajah carboot ketika di UK dulu 😁.

Ini bukan jastipan orang ya 😄

Kalau ini mamak bakal saingan sama anak gadis ni

Kata si bapak, "beli oleh-oleh giini asal nggak menggangggu monthly cash flow gpplah, we don't buy it evary, maybe not once a year". Oleh-oleh berupa makanan, si bapak nggak bisa bawa banyak, terkendala banyaknya makanan yang tidak halal tentunya. 

Comments

Popular posts from this blog

His Journey Is On Another Level

Prosedur Sekolah Di Ma'had Al Azhar Kairo

Pengalaman hari pertama sekolah kakak Aufa di Edinburgh, United Kingdom