Jogja Terbuat Dari Rindu

Januari 2023

Mengawali tahun 2023, dengan membuka kembali lembaran kenangan kami ketika dulu sempat tinggal di Jogja tahun 2008-2010. Mengunjungi kota Jogja itu seakan wajib untuk kami ketika kami penempatan di pulau Jawa. Rasa rindu akan kota Jogja sama halnya dengan rasa rindu ingin pulang ke kampung halaman, begitupula anak-anak kami, mereka selalu nagih, "kapan kita main ke Jogja lagi?". Alhamdulillaah tahun ini bisa menyambangi kota Jogja walau tanpa si sulung, padahal kota Jogja adalah tempat pertama dia tumbuh dari bayi sampai usia 2 tahun.

Tidak salah jika dikatakan "Jogja terbuat dari rindu", karena bagi setiap orang yang pernah tinggal di Jogja, setiap sudut kota di Jogja itu romantis. Bagi saya dan suami lebih seperti napak tilas perjuangan di awal-awal pernikahan, dimana saat itu suami sedang menjalani tugas belajar atau melanjutkan kuliah lagi di UGM, menjadi istri seorang mahasiswa, hidup dengan uang pas-pasan, masyaAllah. Tapi Alhamdulillaah dengan biaya hidup di Jogja yang sangat tejangkau kala itu, kami tidak merasa kekurangan. Justru hampir setiap weekend kami menjelajahi pantai, hiking dan aktivitas lainnya.

Hari itu, kami memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Jogja menggunakan kereta, special request dari anak lanang bungsu yang belum pernah naik kereta. Berangkat dari stasiun senen di siang hari, si bungsu kami sangat menikmati perjalanan pertamanya dengan kereta yang begitu berkesan, tidak nampak bosan di wajah anak-anak, mereka justru excited, melihat pemandangan di luar kereta di sepanjang jalan. Kami sampai Jogja malam hari, menjelang shalat isya'. Setelah mandi dan menunaikan shalat, kami berburu kuliner di sekitar hotel, jajan mie godog dan mie goreng jawa, sambil menikmati malam di salah satu sudut kota Jogja.

Keesokan harinya, kami jalan pagi sembari mencari menu sarapan ala Jogja. Setelah sarapan, kami menemani anak-anak untuk main di taman pintar Jogja, tempat yang selalu kami kunjungi setiap main ke Jogja. Menyambangi Jogja bagi kami bukanlah wisatanya yang terpenting, namun memorial sudut-sudut kota Jogja dan kulinernya yang jauh lebih penting. Setelah anak-anak puas main di taman pintar serta berburu buku bacaan di lapak para penjual buku di pinggiran taman pintar, kami memutuskan pulang ke hotel untuk istirahat sejenak. 

Terakhir ke Jogja, si bungsu ini masih di perut.

Sore hari, saya menemani anak-anak berenang di hotel, dan di malam hari kami lanjut dengan berburu kuliner malam di sekitar wilayah Malioboro dan dilanjutkan dengan berkeliling  naik delman sejenak, pulang dari Malioboro, kami memutuskan untuk naik bentor, rasanya belum puas menikmati angin malam kota Jogja.





Beli sendal jepit khas Jogja, langsung di pakai donk 😂

Keesokan harinya, kami jogging di sekitar kampun UIN di belakang hotel, dilanjutkan dengan berburu sarapan yang berakhir di gudeg batas kota, tepan di depan hotel, dan ternyata ini gudegnya enak pol, awalnya hanya suami yang pesan sarapan karena saya tidak begitu suka gudeg, setelah nyobain gudegnya suami, kok ya enak, akhirnya saya pun ikut memesan 1 porsi gudeg lengkap dengan sambal kreceknya.

Di sore hari kami pergi berburu kuliner sambal gami Borneo yang terletak di jalan Kaliurang, setelah kulineran kami menyambangi rumah sepupunya suami yang tidak jauh dari tempat kami makan, kebetulan disana sedang ada orang tuanya yang tidak lain bulek dan pakleknya suami, saking asyiknya ngobrol tak terasa sudah lebih dari jam 10 malam, kami pun diantarkan sepupunya suami ke hotel tempat kami menginap.

Hari terakhir di Jogja,  kami berkeliling kota Jogja dengan menaiki trans Jogja, melewati kampus UGM, sembari mengenang memori tiga belas tahun lalu, menemani suami sidang skripsi, duduk di depan ruangan sembari bermain dengan anak batita kami. Sebelum bersiap ke stasiun, kami sempatkan untuk membeli pernak-pernik khas Jogja dan Gudeg batas kota yang sekarang menjadi favorit saya 😍. Kali ini tidak seperti biasanya, kami tidak banyak membeli barang dan tidak membeli oleh-oleh sama sekali, dikarenakan kami naik transportasi umum. Untuk kami yang biasa travelling dengan kendaraan pribadi, rasanya travelling dengan kendaraan umum agak merepotkan. Next, kita akan kembali ke Jogja dengan si sulung, Insyaallah. See you when we see you, Jogja.

Comments

Popular posts from this blog

His Journey Is On Another Level

Prosedur Sekolah Di Ma'had Al Azhar Kairo

Pengalaman hari pertama sekolah kakak Aufa di Edinburgh, United Kingdom