Membagi Waktu Antara IRT, Kuliah dan Kerja

Melanjutkan kuliah lagi setelah lebih dari 10 tahun lulus, it's not easy.. but I'm trying my best. Actually, ini bukan untuk pertama kalinya saya melanjutkan kuliah, sebelas tahun lalu saya pernah mendapatkan beasiswa dari Madinah International University untuk program Magister, but Qodarullah I didn't do it well. I was too selfish, ego seorang perempuan yang baru berusia 25 tahun, sedang hamil dan mempunyai batita, saat itu awalnya coba-coba karena di ajakin teman untuk ikut daftar beasiswa S2, suami saat itu belum mengizinkan, karena beberapa pertimbangan kondisi saya yang sedang hamil dan mempunyai batita. Namun, saya masih enggan mundur. 

Dan ternyata yang berawal coba-coba, saya mendapatkan beasiswa itu, ketika masih hamil, kuliahnya masih aman karena kuliah online. Namun ketika ujian, saya harus membawa anak ke lokasi ujian dan juga membawa perut yang sudah masuk tri semester ketiga, masih bisa bertahan saat itu. Setelah melahirkan dan ternyata suami harus di mutasi ke pulau sumatra, tepatnya ke Palembang, mulai terasa berat, karena harus mengurus anak batita dan baru melahirkan, sempat mengajukan cuti, tetapi tidak di ACC pihak kampus, dikarenakan saya mahasiswi dengan program beasiswa tidak diperbolehkan cuti, opsi kedua mengajukan untuk ujian dari kota tempat kami akan ikut suami pindah, qodarullah belum di ACC juga, dan dengan berat hati, mempertimbangkan kondisi psikologis saya dan anak-anak saat itu, akhirnya saya putuskan tetap ikut suami mutasi dan melepaskan kuliah saya pada saat itu, pelajaran yang bisa saya ambil dan sampai saat ini terus saya kenang adalah "ridha suami".

So, that was my old story...

Masih menginginkan untuk melanjutkan kuliah? yup. Menata hati, menentukan waktu yang tepat. Dan di tahun 2017, saya mendiskusikan rencana untuk kuliah lagi dengan suami, Alhamdulillah beliau mengizinkan. Mulai belajar, mulai menyempatkan membaca jurnal setiap hari. Namun kala itu, kami masih pengen punya anak lagi, sembari shalat istikharah, memohon sama Allah "jika diizinkan untuk mengemban amanah baby lagi, saya tidak akan melanjutkan kuliah dulu, sebaliknya jika belum, saya ingin melanjutkan kuliah". Alhamdulillah bi idznillaah langsung di ijabah Allah. Babynya saat ini sudah jadi anak TK 😍.

Awal tahun 2022, saya mulai merencanakan untuk kuliah lagi, karena anak ketiga saya di tahun ini akan mulai sekolah, jadi saya akan mempunyai banyak waktu untuk kembali belajar di bangku kuliah. Mencoba mencari info beberapa kampus, tetap dengan pertimbangan kami harus tetap bersama selama saya kuliah, jika memungkinkan. Mencari info program pasca sarjana di UIN Fatmawati Bengkulu, dan UIN Raden Fatah Palembang. Setelah diskusi dengan suami, beliau menyarankan untuk kuliah di UIN Palembang saja, dikarenakan orang tua dan keluarga saya semua di Palembang, dengan pertimbangan, jarak kedua kota ini yang masih bisa ditempuh dengan travel untuk bolak balik Palembang-Bengkulu, begitupun sebaliknya. Jika nanti suami dimutasi, saya bisa tetap tenang menyelesaikan kuliah karena banyak keluarga di sana.

Di bulan ramadhan tahun ini, Allah mempunyai rencana terbaiknya untuk kami, suami di mutasi ke Jakarta setelah 1,5 tahun di Bengkulu. Rencana kuliah saya pun berubah, sembari mengurus administrasi kepindahan sekolah anak perempuan kami, saya mencari beberapa informasi kampus di Jakarta, mulai mendaftar dan membuat makalah sebagai salah satu persyaratan masuknya, Alhamdulillaah semua berjalan lancar. Sembari menyelesaikan berkas-berkas perkuliahan, suami menyarankan saya agar kembali mengajar di sekolah tempat saya mengajar sejak 2014-2018 lalu, dengan beberapa pertimbangan, saya kuliah di akhir pekan dan di saat weekdays saya bisa sambil mengajar.

Semester ini perkuliahannya masih dilaksanakan secara online

Alhamdulillah di bulan Desember tahun 2022 ini, saya sudah menjalani satu semester mengajar, kuliah, dan tentunya tugas utama saya sebagai ibu rumah tangga. 

Mengawas PAS semester ganjil 2022

Menjalani 3 profesi sekaligus tidaklah mudah, kerjasama dengan suami dan anak sangatlah diperlukan. Di pagi hari kami semua sibuk, saya menyiapkan sarapan dan bekal, suami juga bersiap-siap dan juga membantu pekerjaan rumah, anak-anak pergi sekolah bersama saya, terkadang anak perempuan kami pergi diantar babanya. 

Saya mengajar dari pagi 07.30 sampai jam 15.00, biasanya kami berangkat jam 06.15, paling lambat jam 06.30. Pulang mengajar, saya menjemput anak perempuan kami dulu, dan sampai di rumah setiap harinya jam 16.30. Anak TK saya sekolah di yayasan yang sama di tempat saya mengajar, jadi kami berangkat dan pulang bersama. Pulang mengajar, biasanya saya istirahat dulu sebentar, kemudian mengerjakan pekerjaan rumah tangga, di malam hari saya sempatkan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah.

Alhamdulillaah, satu semester ini benar-benar adaptasi dengan aktivitas yang padat, dan semua Allah mudahkan. Semoga kedepannya semua dapat berjalan lancar dan selalu Allah mudahkan, Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

His Journey Is On Another Level

Prosedur Sekolah Di Ma'had Al Azhar Kairo

Pengalaman hari pertama sekolah kakak Aufa di Edinburgh, United Kingdom