Self Rewarding for My Achievement

Selasa, 08 Oktober 2024

Alhamdulillah hari ini mengukir sejarah kembali, finally setelah 16 tahun menghadapi sidang skripsi dengan kondisi hamil sembilan bulan, Alhamdulillah hari ini menghadapi sidang kembali.

I can say I really was bored reading my thesis over and over again but I did it though, "Effort's Never Betrays Result". Inget banget ketika hari pertama masuk kelas 2 tahun lalu, ketika perkenalan diri, ada sedikit perasaan tidak percaya diri, sedikit lho ya, it's about our gap age anyway, kelulusan 2008 berada di tengah-tengah mahasiswa mahasiswi fresh graduated, walaupun ada beberapa yang usianya di atas saya. Tetapi saat itu saya bertekad, usia boleh jauh jaraknya, tapi saya tetap punya target lulus dengan predikat "cum laude". 

Memiliki target cum laude di tengah aktivitas mengajar senin sampai jum'at, dari pagi sampai sore. Setiap hari sampai rumah jam 16.30, saya biasanya istirahat sejenak kemudian melanjutkan mengerjakan pekerjaan rumah, tugas utama yang tidak di bantu oleh asisten rumah tangga, bersyukurnya punya suami yang sangat ringan tangan dalam urusan rumah tangga, tidak ada pembagian pekerjaan rumah tangga, we work with our senses, secara otomatis, mengerjakan urusan rumah tangga bersama-sama, Alhamdulillah pekerjaan rumah tangga jadi tidak terlalu berat.

Tidak dipungkiri, di tahap awal perkuliahan, sempat mewek, tidak terbayangkan sebelumnya aktivitas saya yang sebelumnya ibu rumah tangga yang hanya disambi mengajar ngaji, tahsin ibu-ibu, mengikuti halaqah di berbagai tempat akan sepadat ini, aktivitas jadi nonstop setiap harinya dari pagi sampai sore. Selain menangis karena lelah, tangisan itu juga bentuk kekhawatiran saya akan perkuliahan yang tidak bisa maksimal, khawatir kelak akan mendapat nilai yang biasa saja, tidak sesuai dengan yang saya targetkan.

Seiring berjalannya waktu, Alhamdulillah bisa beradaptasi, melalui UTS dan UAS di semester pertama dengan nilai aman di angka 3,65. Semangat pun semakin membara, gimana caranya untuk mengamankan nilai yang mepet cum laude ini agar aman sampai titik darah penghabisan, di semester 2 memaksimalkan diri di perkuliahan, sehingga bisa menaikkan IPK 3,7.  Di semester 3 mulai mengajukan judul penelitian, semester 4 mulai deg-degan karena tesis 6 SKS, hasil akhir tentu akan berpengaruh besar terhadap IPK akhir, Alhamdulillah punya teman-teman kuliah yang suportif sekali, saling mendukung dan mendampingi dalam proses penyelesaian tesis, penelitian pun Allah mudahkan dengan kehadiran para informan yang sangat informatif dan membantu penelitian saya.

Menggarap tesis bisa saya katakan proses yang tidak mudah, saya harus nyetir bolak-balik Bekasi-Lebak bulus untuk bimbingan, kemudian menjalani ujian progres 1 (Bab 1 dan 2) selanjutnya ujian progres 2 (bab 3-5), nyetir Bekasi-Depok, bahkan di ujian progres tersebut saya harus membawa si bungsu yang sampai tertidur di mobil dan saya gotong ke ruangan penguji. Setelah melewati proses tersebut baru kemudian bisa mengajukan untuk sidang tesis.

Nongkrong di Coffe Shop bareng pak suami persiapan untuk sidang Tesis

Alhamdulillah di tanggal 28 september kemarin berhasil mendapatkan ACC dari KaProdi yang sekaligus pembimbing I tesis saya untuk mengajukan sidang tesis, lucunya di hari itu saya hanya fokus untuk mendapatkan tanda tangan ACC dari kedua pembimbing sampai terlewatkan persiapan lainnya, bahkan foto studio yang menjadi persyaratan pendaftaran pun saya tidak punya, walhasil minta kirimin pak suami persyaratan dokumen dan naik gojek ke studio terdekat untuk melengkapi persyaratan pas photo yang disarankan menggunakan blazer, walaupun harus di kampus dari pagi sampai jam 5 sore, Alhamdulillah hari itu berhasil untuk mendaftar sidang tesis.

Talking about my self reward, to be honest selama perkuliahan saya tidak punya laptop yang proper, bertahan dengan chromebook yang dulu sempat digunakan anak wedok untuk sekolah online, tentunya untuk perkuliahan terkendala dikarenakan tidak ada officenya. Terutama ketika mata kuliah tertentu seperti MetLit yang membutuhkan penggunaan SPSS, dimana tidak bisa di support oleh chromebook, mengakalinya ketika UTS atau UAS, saya meminjam laptop pak suami, menjelang penyusunan tesis Alhamdulillah pak suami dapat jatah laptop dari kantor, jadi laptop beliau saya kontrak sementara sampai sidang tesis dan pendaftaran wisuda, Why???

Karena ketika saya ingin membeli barang, inginnya yang berkualitas alias nggak kaleng-kaleng, modal utama saya adalah bersabar 😁. Saya sudah memiliki target laptop yang saya inginkan dan saya ingin menjadikan itu sebagai self reward jika saya dinyatakan lulus dengan predikat cum laude. Karena memiliki 2 target sekaligus, jadi saling berkesinambungan, semangat memaksimalkan hasil karya penelitian saya agar mendapatkan predikat cum laude serta mendapat self reward laptop impian saya 😍.

And again Alhamdulillah, tidak ada yang memampukan saya untuk mencapai semua ini selain Allah, kemarin mendapat giliran terakhir di jadwal sidang tesis, ketika yang lain sudah hilang deg-degannya, saya masih deg-degan sampai akhir, dan Alhamdulillah berakhir husnul khatimah, entah mengapa kemarin saya PD sekali ketika yudisium, kalau saya akan mendapat nilai tesis di atas 90 yang artinya saya akan mempertahankan rata-rata IPK 3,70. 

Waktu yudisium pun tiba, Prof. DR. H.M Darwis Hude, M.Si. membacakan hasil sidang dan menyatakan bahwa saya mendapatkan IPK 3,70 dan dinyatakan lulus dengan predikat "cum laude", euforianya masyaAllah, masih terasa sampai saat ini. Mamak-mamak lho, usia 38 tahun, ibu pendidik yang bekerja di weekdays dan kuliah di weekend, mengerjakan pekerjaan rumah tanpa bantuan asisten rumah tangga bisa lulus cum laude, I'm really thankful, Alhamdulillah wa MasyaAllah. 

And taraaa this is it my self reward.., bentuk penghargaan terhadap diri sendiri dan kesabaran dalam penantian, buat orang lain mungkin biasa, bagi saya pribadi, saya suka mendapatkan sesuatu dengan memberikan tantangan pada diri saya sendiri. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmush shalihaat.

Comments

Popular posts from this blog

Prosedur Sekolah Di Ma'had Al Azhar Kairo

Pengalaman hari pertama sekolah kakak Aufa di Edinburgh, United Kingdom

His Journey Is On Another Level