Benarkah Pneumonia Menjadi Penyebab Kematian Tertinggi pada Anak?
Pneumonia mendadak menjadi pembahasan hangat di beberapa situs berita setelah kematian salah satu aktris asal Taiwan yang membintangi series “Meteor Garden”, series yang cukup populer dan digemari pada tahun 2000-an. Melansir berita dari Channel News Asia, dikabarkan bahwa aktris asal Taiwan tersebut meninggal dunia diakibatkan oleh pneumonia yang dipicu flu ketika ia melakukan perjalanan ke Jepang beberapa waktu lalu. Lantas apa yang dimaksud dengan pneumonia?
Dilansir dari situs Unicef Indonesia, pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan yang dapat menjangkiti salah satu atau kedua paru-paru. Adapun penyebab pneumonia dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur yang ada di udara. Sedangkan gejala yang dirasakan ketika terserang pneumonia dapat berupa demam, batuk dan mengi yaitu suara dari pernapasan yang terdengar seperti siulan.
Melihat gejala pneumonia yang berupa demam, batuk dan mengi yang umum terjadi pada anak-anak ketika terjangkit batuk ataupun influenza membuat sebagian orang tua mungkin tidak menyadari akan bahaya penyakit ini. Masih melansir dari situs Unicef Indonesia, dipaparkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak dibandingkan penyakit lainnya. Terdapat 800.000 balita di seluruh dunia meninggal akibat pneumonia, adapun di Indonesia dikutip dari situs Sehat Negeriku yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, data World Health Organization pada tahun 2021 menyebutkan bahwa pneumonia menyebabkan 740.000 kematian pada anak usia balita. Sementara itu data BPJS pada tahun 2023 memaparkan bahwa pneumonia menempati peringkat pertama sebagai penyakit yang menghabiskan biaya pengobatan tertinggi yaitu Rp 8,7 triliun.
Lebih mengejutkan lagi, dari data-data tersebut dipaparkan juga ternyata terdapat penyebab lain yang berpengaruh terhadap pneumonia, yaitu paparan asap rokok, tentu ini menjadi peringatan keras bagi orang tua atau anggota keluarga yang masih merokok di lingkungan rumah, tempat umum maupun di lingkungan yang terdapat banyak anak-anak. Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono pada puncak Hari Pneumonia Sedunia mengatakan, “Data statistik menunjukkan bahwa anak-anak dengan orang tua perokok lebih mudah terkena pneumonia dibandingkan dengan anak-anak yang orang tuanya tidak merokok”. Pernyataan ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Nailatul Arifah yang dilakukan di RSUD Dr Moewardi Jawa Tengah, dalam penelitiannya ditemukan bahwa adanya hubungan secara statistik yang signifikan antara kebiasaan merokok pada orang tua dengan angka kejadian pneumonia pada anak dan terdapat pula hubungan yang secara statistik signifikan antara jenis rokok yang dikonsumsi orang tua dengan angka kejadian pneumonia anak di RSUD Moewardi.
Setelah mengetahui akan bahaya pneumonia pada anak, lalu langkah apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah atau mengurangi risiko pneumonia pada anak? Pneumonia memang tergolong penyakit berbahaya dan menular serta menyebabkan risiko kematian yang tinggi, namun orang tua dapat melakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah dan mengurangi risiko pneumonia pada anak:
- Meningkatkan Sistem Imun Anak
Sistem imun pada anak masih dalam tahap perkembangan sehingga anak lebih rentan terhadap serangan berbagai penyakit, oleh karena itu pentingnya meningkatkan sistem imun anak, sistem imun yang kuat pada anak dapat membantu tubuhnya untuk menghadapi berbagai penyakit.
Dikutip dari situs Rumah Sakit Pertamina Cilacap, sistem imun anak dapat ditingkatkan dengan memberikan makanan bergizi, buah-buahan dan sayuran, makanan yang kaya akan zinc, probiotik, dan makanan yang mengandung omega-3. Adapun yang perlu diperhatikan dalam menjaga sistem imun anak, yaitu: tidur yang cukup, olahraga teratur, menciptakan lingkungan bersih dan sehat serta memberikan suplemen imun booster pada anak.
Menjauhkan Anak dari Paparan Asap Rokok
Terdapat banyak masalah kesehatan yang diakibatkan oleh paparan asap rokok, terutama pada anak-anak. Dikutip dari situs Centers for Disease and Prevention, dijelaskan bahwa paparan asap rokok pada anak dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, dan serangan asma. Sedangkan pada bayi, paparan asap rokok dapat menyebabkan sindrom kematian mendadak. Sehingga cara terbaik untuk melindungi anak dari pneumonia dan beberapa penyakit lainnya yang disebabkan oleh paparan asap rokok adalah dengan menjauhkan anak-anak dari paparan asap rokok tersebut.
Membiasakan Anak Mencuci Tangan dengan Sabun
Salah satu cara untuk mencegah pneumonia pada anak yaitu dengan memberikan beberapa tindakan perlindungan seperti menjaga kebersihan tangan anak dengan membiasakan mereka untuk mencuci tangan menggunakan sabun. Mengutip dari situs Unicef Indonesia, terdapat studi yang menunjukkan bahwa mencuci tangan menggunakan sabun pada air mengalir dapat mengurangi risiko pneumonia.
Memberikan ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu pada bayi berumur 0-6 bulan tanpa adanya pemberian makanan dan minuman lainnya. ASI atau Air Susu Ibu memberikan banyak manfaat bagi kesehatan anak, dilansir dari situs World Health Organization, terdapat beberapa manfaat dari pemberian ASI eksklusif pada bayi diantaranya: meningkat daya tahan tubuh, membantu perkembangan otak dan fisik, meminimalisir munculnya alergi, membantu bayi mencapai berat badan ideal serta mencegah bayi dari berbagai penyakit, seperti: infeksi saluran pernafasan, diare, infeksi telinga dan meningitis. Dengan demikian pemberian ASI eksklusi dapat menjadi salah satu langkah efektif dalam mencegah dan mengurangi risiko pneumonia.
Memberikan Vaksin pada Anak
Langkah lain yang tergolong efektif untuk mencegah dan mengurangi risiko pneumonia adalah dengan memberikan vaksin pada anak, mengutip dari situs Unicef Indonesia, dikatakan bahwa cara yang paling efektif untuk melindungi anak dari pneumonia adalah dengan memberikan vaksin, khususnya Hib, pneumococcus, campak dan pertussis.
Pencegahan yg terlpenting ya
ReplyDeleteBetul sekali mbak, agak PR menghindarkan anak-anak dari asap rokok di public area nih.
Delete