I'm Finally Back as an Apple User, Yippee..
I was an Apple user few years ago, awalnya beli Apple Devices hasil dari menjadi mamak mamak airbnb, waktu itu kami memang mencari tambahan dengan menyewakan salah satu kamar flat kami di weekend, dan kami hanya menyewakannya untuk orang-orang Indonesia yang ingin berwisata ke Edinburgh, Edinburgh memang terkenal dengan keindahan bangunan-bangunan tuanya, sehingga kota ini menjadi salah satu kota tujuan wisata di UK dan sekaligus menjadikannya kota dengan biaya hidup tertinggi kedua di UK setelah London. Mengapa kami hanya menyewakan ke orang-orang Indonesia saja? karena kami tidak ingin mengambil risiko, jika kami menyewakan ke orang-orang Indonesia, setidaknya kami mengenal mereka, atau kami bisa mencari tau tentang mereka lewat komunitas orang-orang Indonesia, apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Ketika kami memutuskan pindah ke Edinburgh beberapa tahun lalu, status mengajar saya cuti di luar tanggungan selama dua tahun. Beberapa bulan setelah proses kepindahan dan anak-anak sudah mulai sekolah, saya mencoba mencari lowongan pekerjaan di kota ini, dan ternyata mencari pekerjaan di UK itu tidak semudah di Indonesia, terutama untuk orang-orang asia, harus memiliki skill yang mumpuni, tidak seperti di Australia dan Jepang yang banyak lowongan pekerjaan di bidang pertanian seperti pemetik buah, di pabrik ataupun menjadi pekerja hotel sebagaimana teman-teman saya yang bekerja di kedua negara tersebut, di UK nyaris tidak memungkinkan bekerja disini, jika latar belakang pendidikan atau pengalaman bekerja kita hanya lingkup Nasional saja. Kebanyakan warga negara Indonesia di Edinburgh adalah mahasiswa, beberapa bekerja sebagai dosen, namun sebelumnya mereka kuliah jenjang magister atau Phd di kota ini juga.
Namun hal itu tidak menyurutkan keinginan saya untuk menghasilkan pundi-pundi uang di negeri ini. Setelah mengantarkan anak-anak sekolah, saya biasanya menyempatkan diri untuk mencari lowongan pekerjaan atau mencari bagaimana caranya agar bisa bekerja di sini, sampai akhirnya saya menemukan web volunteer Save the Children, saya kemudian mencoba apply untuk menjadi volunteer di yayasan tersebut. Alhamdulillah saya mendapatkan email balasan untuk interview, tepat satu hari setelah interview, saya diterima dan ditempatkan untuk menjadi kasir di salah satu Charity Shop. Berbekal pengalaman menjadi volunteer di yayasan ini, saya memberanikan diri apply untuk menjadi interpreter dengan fokus bahasa Arab ke Inggris dan Inggris ke Arab, sebagai guru bahasa Arab yang menyukai bahasa Inggris, rasanya hanya skill ini yang bisa saya jual untuk menghasilkan lembaran Poundsterling di kota ini. Saya mencoba menemui manager yayasan Save the Children untuk memberikan surat rekomendasi untuk bekerja sebagai interpreter, dia yang kebetulan sering bertemu dan ngobrol dengan saya ketika kunjungan untuk mengontrol salah satu Save the Children Charity Shop di kota ini tidak sungkan untuk memberikan rekomendasinya, dan Alhamdulillah I got the job on one shot.
Comments
Post a Comment